Gubernur DKI Jaman Now, Berencana Cabut Larangan Motor Melintas Jalan Protokol, Angin Segar Buat Biker Ibukota
|Gubernur DKI Jaman Now, Anies Baswedan, Berencana Cabut Larangan Motor Melintas Jalan Protokol, Angin Segar Buat Biker Ibukota. Sejak tahun 2014, di masa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sepeda motor dilarang melintas jalan Thamrin. Bahkan di akhir-akhir masa pemerintahan Gubernur pengganti, Djarot Saiful Hidayat, kebijakan tersebut akan diberlakukan secara umum kepada jalan-jalan protokol di Jakarta. Praktis ruang gerak biker semakin sempit dan tidak leluasa lagi mengarungi jalanan Ibukota. Hal yang tentunya sangat merugikan bagi warga yang menggantungkan mobilitas sehari-harinya dengan menggunakan sepeda motor.
Entah apa yang menjadi pertimbangan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok waktu menelurkan kebijakan yang mahal tersebut. Mahal bagi pesepeda motor karena konsekuaensinya harus ada tambahan biaya untuk mensupport mobilitas mereka. Padahal tidak ada study yang meyakinkan bahwa penyebab kemacetan adalah sepeda motor. Bahkan cenderung absurd kalau menuduh sepeda motor sebagai biang keladi kemacetan. Masa iya motor yang memakan space jalan lebih sedikit lebih mungkin menyebabkan kemacetan ketimbang mobil. Satu mobil dikendarai satu orang dengan satu motor dikendarai satu orang, kalau banyak orang lebih cepat bikin penuh jalanan yang mana ? Motor ? Plis deh… ada aqua ?
Kebijakan asimetris berbau borjuis yang kental nuansa diskriminasi inipun akhirnya berhadapan dengàn sang nemesisnya, Pemimpin terbaru Jakarta. Dimana Gubernur Anies Baswedan berencana menghapus kebijakan pelarangan sepeda motor melintas jalan protokol. Semua kendaraan bebas melintasi jalanan Ibukota. Yes…!!!
“Banyak pekerja UMKM yang melintas jalan Thamrin menggunakan sepeda motor…” Kata Sandiaga Uno, wakil Gubernur DKI Jakarta.
Lebih manusiawi, lebih humanis dan jauh dari kesan diskriminasi. Bukan kebijakan pragmatis borjuis hasil pemikiran sempit yang ultra egois. Meski baru sekedar rencana, namun kebijakan ini sangat layak untuk diapresiasi.
Motor adalah alasan yang masuk akal untuk mobilitas di ibukota. Low cost, efektif dan efisien. Enggak boros seperti mobil. Sudah boros, lemot pula. Kalau sudah begitu, boros-lemot, lalu gimana roda perekonomian bisa berjalan ? Ya tho ???
Last, cmiiw…