Menanti Era Berakhirnya Motor/Mobil Konvensional
|Seperti halnya motor bebek yang makin kesini makin mendekati kepunahan saja (jika tidak segera berevolusi menjadi bebek super), motor konvensional berbahan bakar minyak bumi pun pada akhirnya akan mendekati masa pensiunnya, cepat atau lambat. Tren menuju arah tersebut ada, tanda-tandanya makin jelas seiring dengan makin maju dan murahnya teknologi berbasis listrik. Ditopang pula dengan support beberapa pihak/pabrikan yang mulai melakukan study atau bahkan sudah memroduksi motor maupun mobil berteknologi listrik.
Secara value, sejauh ini memang motor/mobil berbasis tenaga listrik masih terbilang mahal jika dibandingkan dengan motor/mobil konvensional. Enggak ngejual banget. Namun secara kemampuan/performance, motor/mobil listrik tidak kalah dengan motor konvensional. Bahkan pada beberapa produk mampu melewati kemampuan dari motor/mobil konvensional. Sebut saja mobil Faraday Future FF91 yang mampu berkaselerasi dari 0-97kmph hanya dalam waktu 2.39 detik. Mobil konvensional ? yang mampu menandingi hanya mobil-mobil supersport semacam Bugati Veyron yang mampu berakselerasi dari 0-97kmph dalam waktu 2.46 detik. Kemudian ada Porsche 918 Spyder melakukan akselerasi yang sama dalam waktu 2.2 detik. Mobil-mobil massal jangan harap. Atau buat gambaran perbandingan yang lebih gampang yaitu dari motor yang lagi nge-hits saat ini, Honda CBR250RR, yang butuh waktu 6,15 detik untuk berakselerasi dari 0-100kmph. Luuuuaaamaaa…
Kelemahan lainnya yang sekarang masih membuat penerimaan motor/mobil listrik terhambat di pasaran adalah daya jelajah (jangkauan energi listrik) serta masalah pengisian baterainya kembali. Berbeda dengan motor/mobil konvensional, jika bbm habis cukup mampir ke SPBU terdekat atau penjual bensin eceran. Isi dan bisa langsung capcus melanjutkan perjalanan. Motor/mobil listrik tidak bisa sesimpel itu, mereka butuh waktu yang tidak singkat untuk mengisi baterai yang menjadi sumber energi mereka. Tidak cukup hitungan menit bahkan bisa sampai berjam-jam.
Namun, itu semua sepertinya hanya menunggu tanggal mainnya saja. Karena hukum akselerasi teknologi yang semakin berlipat disisi lain desalerasi cost pun berlipat pula. Semakin teknologi itu berkembang maka semakin murah harga yang akan didapatkan. Sebagaimana dulu kartu perdana hanya bisa ditebus dengan harga ratusan ribu bahkan sampai jutaan rupiah dan sekarang cukup dengan uang kembalian beli bensin pun kartu perdana bisa ditangan. Maka nantinya akan kita dapatkan, motor/mobil listrik yang low cost, large distance dan fast charging. Suatu saat nanti.
Last, CMIIW.